bentuk-bentuk erosi (geografi x )
Menurut Arsyad (2006), berdasarkan bentuk erosi dapat dibedakan sebagai berikut:
- Erosi lembar (sheet erosion) adalah pengakutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan tanah. Kekuatan butiran-butiran hujan dan aliran permukaan yang merata diatas permukaan tanah merupakan penyebab erosi ini. Karena kehilangan lapisan dipermukaan tanah seragam tebalnya, maka bentuk erosi ini tidak segera nampak.
- Erosi alur (rill erosion) adalah erosi yang terjadi karena air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat tempat tertentu dipermukaan tanah, sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat aliran permukaan terkonsentrasi. Biasanya alur erosi yang terjadi masih dangkal dan dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah.
- Erosi parit (gully erosion), proses terjadinya mirip dengan erosi alur, namun saluran yang terbentuk sudah sedemikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Erosi parit dapat berbentuk V atau U, tergantung pada kepekaan erosi substratanya.
- Erosi tebing sungai (river bank erosion) terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai.
- Longsor (lendslide) adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutannya atau pemindahan atau pergerakan tanah terjadi pada saat bersamaan dalam volume yang besar. Berbeda dari bentuk erosi lainnya, pada tanah lonsor pengangkutan tanah dalam volume besar terjadi sekaligus.
CUACA & IKLIM
Cuaca
dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal
yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik
udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim
merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca
yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca
dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafi’i (1995) Ilmu
cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas,
sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga
mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan
gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan
daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.
Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu
konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan
cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan
tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar
cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa
ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman
serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer
yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan
diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan
keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati
(2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang
dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang
merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim
teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah
satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino
dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah
hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi
sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.
Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari
variabel-variabel atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim.
Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara,
kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan
angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim (Anon, ?
). Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan perbedaan
iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain menurut Lakitan
(2002) adalah (1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi
lintang), (2) keberadaan lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah
angin, (4) rupa permukaan daratan bumi, dan (5) kerapatan dan jenis
vegetasi. Gambar dibawah adalah gambar dari sistem iklim secara umum
Cuaca dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan
dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas
proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran
planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya.
Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang
diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha
pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain
itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi
dari waktu ke waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses
tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim
menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim
bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. Eksploitasi
lingkungan yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan serta
pertambahan jumlah penduduk bumi yang berhubungan secara langsung
dengan penambahan gas rumah kaca secara global akan meningkatkan
variasi tersebut. Keadaan seperti ini mempercepat terjadinya perubahan
iklim yang mengakibatkan penyimpangan iklim dari kondisi normal.
Menurut Winarso (2003) berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim
siklus cuaca dan iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek
adalah10 tahun dimana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi baku yang
umumnya akan berguna untuk menentukan kondisi iklim per dekade.
Penyimpangan iklim mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat
lebih jauh dari kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.
0 komentar:
Posting Komentar